8 Jenis Flora Terbaik di Pulau Kalimantan – Ada banyak flora di Pulau Kalimantan yang unik dan jarang bisa ditemukan di tempat lain. Di Indonesia memang terkenal akan tanah yang subur, sehingga ada keluaran sgp banyak jenis tanaman yang bisa tumbuh dengan baik. Salah satu lokasi yang memiliki keberagaman flora atau tanaman adalah Pulau Kalimantan. Di pulau itu banyak hutan alami yang masih ditumbuhi berbagai tanaman unik, bahkan termasuk langka. Berikut akan ada delapan tanaman khas Kalimantan yang mungkin belum pernah teman-teman temui:
Anggrek Bulan (Phalaenopsisi amabilis)
Klasifikasi,
Ordo: Orchidiales
Famili: Orchidaceae
Genus: Phalaenopsis
Spesies: Phalaenopsis amabilis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu bunga nasional Indonesia. Anggrek ini merupakan salah satu anggota genus Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis (spesies) dengan sekitar 140 varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di Indonesia. Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.
Anggrek bulan merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan warna beragam jenis. Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
Bunga
Semua spesies Nepenthes merupakan tanaman dioceous yaitu bunga jantan dan bunga betina berada pada tanaman yang berbeda. Bunga dihasilkan dari bagian apex pada batang tanaman yang telah dewasa. Bunga Nepenthes tergolong aktinomorf; berwarna hijau atau merah; dan biasanya tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir panjangnya sekitar 16-32 cm; panjang peduncle 12-15 cm; panjang pedicels 5-15 mm; dengan kelopak bunga terdiri atas dua daun kelopak yang bagian dalamnya memiliki kelenjar madu.
Benang sari berjumlah 40-46; tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang; beruang empat dan berisi banyak bakal biji. Tangkai putik berjumlah satu atau kadang tidak ada dengan bentuk kepala putik berlekuk-lekuk. Bunga jantan umumnya hanya bertahan beberapa hari; sedangkan bunga betina masih dapat reseptif hingga beberapa minggu. Setiap bunga betina memiliki ukuran putik dan ovary yang cukup besar.
Bunga ini membutuhkan serangga sebagai polinator; dan setelah terjadi penyerbukan bunga betina akan berkembang membentuk buah dan menghasilkan biji. Buah yang telah matang sempurna akan pecah dan biji-biji Nepenthes yang ringan ini sangat mudah diterbangkan oleh angin dan selanjutnya biji ini akan tumbuh di tempat yang sesuai (Giusto et al. 2008).
Pohon ramin
Habitat ramin ada pada daerah gambut dengan iklim tropis, dan lazim tumbuh di dataran rendah, rawa, atau wilayah campuran antara gambut dan rawa. Pohon ini banyak tumbuh di hutan tropis serta hutan rawa air tawar pada dataran rendah. Berdasarkan daftar merah IUCN, tanaman ini masuk ke dalam kategori berisiko. Hal ini lantaran karena makin maraknya pembalakan liar dan penebangan yang berlebihan. Secara fisik, kayu ramin berwarna kekuningan agak putih dengan tekstur halus dan rata, serta banyak digunakan sebagai bahan membuat kayu lapis. Kayu ramin juga cocok untuk membuat bangunan yang membutuhkan konstruksi ringan, bahkan untuk pembuatan kapal. Kayu ramin lazim digunakan untuk membuat pintu, jendela, langit-langit, serta sekat pengganti dinding antar kamar. Lain itu, kayu ramin juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ukiran karena sifat teksturnya yang lembut dan mudah dibentuk.
Pohon meranti
Meranti adalah anggota dari suku Dipterocarpaceae (meranti-merantian) yang terdiri atas pohon besar yang menjadi penyusun utama sebagian besar hutan tropis basah pada kawasan dataran rendah tropis Asia. Dalam sebuah penelitian di Kalimantan, didapati adanya 9 marga (genus), 268 jenis (spesies), dan 27 anak jenis meranti. Berbagai jenis Dipterocarpaceae yang dikenal di Indonesia, antara lain genus Meranti (Shorea), Keruing (Dipterocarpus), Resak (Vatica dan Cotylelobium), Mersawa (Anisoptera), Kapur (Dryobalanops), dan Merawan (Hopea). Pohon meranti menghasilkan kayu dengan kualitas sangat baik, keras dan ringan, serta seringkali dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan, mebel, vinir dan manfaat lainnya. Karena kekuatannya, kayu meranti juga dimanfaatkan untuk bantalan kereta api.
Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica)
Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica). Pohon kapur mempunyai ukuran yang besar dan tinggi. Diameter batangnya mencapai pengeluaran hk 70 cm bahkan 150 meter dengan tinggi pohon mencapai 60 meter. Kulit pohon berwarna coklat dan coklat kemerahan di daerah dalam. Pada batangnya akan mengeluarkan aroma kapur bila dipotong.
Daun Kapur tunggal dan berseling, memiliki stipula di sisi ketiak, dengan permukaan daun memngkilap, dan tulang daun sekunder menyirip sangat rapat dengan stipula berbentuk garis dan sangat mudah luruh. Bunga berukuran sedang, kelopak mempunyai ukuran sama besar, mempunyai mahkota bunga elips, mekar, putih berlilin, dan memiliki 30 benang sari. Pohon Kapur memiliki buah agak besar, mengkilap, dan bersayap sebanyak 5 helai.
Tanaman Kapur (Dryobalanops aromatica) tumbuh di hutan dipterocarp campuran hingga ketinggian 300 meter dpl. Persebaran tumbuhan langka ini mulai dari Indonesia (pulau Sumatera dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, dan Serawak).
Pohon ulin
Pohon ulin (Eusideroxylon zwageri), merupakan salah satu pohon yang paling banyak ditemukan di hutan Kalimantan. Pohon yang menghasilkan kayu ulin lazim digunakan sebagai bahan baku industri kayu dan banyak digunakan dalam perkebunan. Memiliki nama lain bulian atau kayu besi, ulin adalah jenis pohon asli Indonesia (indigenous tree species) yang digolongkan ke dalam suku Lauraceae. Ulin memiliki tinggi pohon umumnya 30-35 meter. Sejatinya, telah ditemukan empat varietas ulin di Kalimantan Barat yang dibedakan berdasarkan kegunaan dan warna batang, yakni:
- Ulin tando dengan warna batang coklat kemerahan,
- Ulin lilin dengan batang coklat gelap,
- Ulin tembaga dengan warna batang kekuningan, dan
- Ulin kapur dengan warna batang coklat muda.